SPRINT (LARI JARAK PENDEK)
Pengertian
Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
Seoarang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan /bakat bukan dibuat.
Suatu analisa structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic.
Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu :
tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive)
tahap percepatan (acceleration)
tahap tansisi/perobahan (transition)
tahap kecepatan maksimum (speed maximum)
tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)
finish
tujuan lari jarak pendek adlah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
Urutan Gerak Keseluhan
Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery.
Tahap Topang (support phase), pada tahap ini bertuuan untuk memperkecil penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot).
Tahap melayang (flaying phase), pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dank e atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah)
Tahap – Tahap Pembelajaran
Pembelajaran lari jarak pendek (sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Tahap Bermain (games)
Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap Bermain
Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain aa beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.
Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :
b.1. Latihan Dasar ABC
Tahap ini bertujuan mengembangkan keterampilan dasar lari dan mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya adalah : Tumit menendang pantat (A) ; Gerak ankling (B); lutut diangkat tinggi (C) ; Lutut diangkat tinggi dan kaki diluruskan (D).
b.2. Latihan Dasar Koordinasi ABC
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keteramilan dan koordinasi lari cepat.
b.3. Lari Cepat Dengan Tahanan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari teman atau suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor, lakukan dngan tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin.
b.4. Lari Mengejar
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari. Latihan ni dapat menggunakan tomgkat atau tali sepanjang 1,5 m; mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan melepaskan tongkat atau tali siswa yang dibelakang mengejar sampai batas yang telah ditentukan.
b.5. Lari Percepatan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan keceatan maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 m, satu teman menunggu di ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang dibelakang berlari optimum dan percepatlah berlari bila pelari yang dating mencapai daerah 6 m dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila pelari belakang telah menginjak garis 6 m dibelakangnya.
b.6. Start Melayang Lari Sprint 20 m
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Untuk melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30 m tetapi bias disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m, selanjutnya siswa berusahamelewati batas yang telah ditentukan dengan kecepatan maksimum.
Pengertian
Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
Seoarang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan /bakat bukan dibuat.
Suatu analisa structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic.
Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu :
tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive)
tahap percepatan (acceleration)
tahap tansisi/perobahan (transition)
tahap kecepatan maksimum (speed maximum)
tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)
finish
tujuan lari jarak pendek adlah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
Urutan Gerak Keseluhan
Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery.
Tahap Topang (support phase), pada tahap ini bertuuan untuk memperkecil penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot).
Tahap melayang (flaying phase), pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dank e atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah)
Tahap – Tahap Pembelajaran
Pembelajaran lari jarak pendek (sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Tahap Bermain (games)
Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap Bermain
Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain aa beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.
Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :
b.1. Latihan Dasar ABC
Tahap ini bertujuan mengembangkan keterampilan dasar lari dan mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya adalah : Tumit menendang pantat (A) ; Gerak ankling (B); lutut diangkat tinggi (C) ; Lutut diangkat tinggi dan kaki diluruskan (D).
b.2. Latihan Dasar Koordinasi ABC
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keteramilan dan koordinasi lari cepat.
b.3. Lari Cepat Dengan Tahanan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari teman atau suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor, lakukan dngan tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin.
b.4. Lari Mengejar
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari. Latihan ni dapat menggunakan tomgkat atau tali sepanjang 1,5 m; mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan melepaskan tongkat atau tali siswa yang dibelakang mengejar sampai batas yang telah ditentukan.
b.5. Lari Percepatan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan keceatan maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 m, satu teman menunggu di ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang dibelakang berlari optimum dan percepatlah berlari bila pelari yang dating mencapai daerah 6 m dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila pelari belakang telah menginjak garis 6 m dibelakangnya.
b.6. Start Melayang Lari Sprint 20 m
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Untuk melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30 m tetapi bias disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m, selanjutnya siswa berusahamelewati batas yang telah ditentukan dengan kecepatan maksimum.
LARI JARAK MENENGAH
1. Pengertian Lari Jarak Menengah
Lari jarak menengah menempuh jarak
800 m dan 1500 m. start yang digunakan untuk lari jarak menengah nomor 800 m
adalah start jongkok, sedangkan untuk jarak 1500 m menggunakan start berdiri.
Pada lari 800 m masing –masing pelari berlari di laintasannya sendiri, setelah
melewati satu tikungan pertama barulah pelari–pelari itu boleh masuk ke dalam
lintasan pertama Hal yang perlu diperhatikan pada lari jarak menengah adalah
penyesuaian antara kecepatan dan kekuatan / stamina dari masing –masing pelari
2. Teknik Start Berdiri untuk Lari
Jarak Menengah ( 1.500 m )
Teknik start berdiri untuk lari
jarak menengah adalah :
a. Aba –aba “ bersedia”
Dengan sikap tenang tetapi
menyakinkan melangkah maju ke depan, berdiri tegak di belakang garis start.
b.Aba –aba “ siap “
Mengambil sikap kaki kiridi depan
dan kaki kanan di belakang, tidak menginjak garis start, badan condong ke
depan.
c. Aba –aba “ ya “
Mulai berlari dengan kecepatan yang
tidak maksimal melainkan cukup setengah atau tiga perempat dari kecepatan
maksimal.
3. Teknik Gerakan lari Jarak
Menengah
Teknik gerakan lari jarak menengah
meliputi :
a. Posisi kepala dan badan tidak
terlalu condong, sikap badan seperti sikap orang berlari b. Sudut lengan antara
100 –110 derajat
c. Pendaratan pada tumit dan menolak
dengan ujung kaki
d. Ayunkan kedua lengan untuk
mengimbangi gerak kaki
e. Mengayunkan lutut kedepan tidak
setinggi pinggul
f. Pada waktu menggerakkan tungkai
bawah dari belakang ke depan tidak terlalu tinggi
4. Teknik Lari Jarak Menengah Saat
Melewati Tikungan
Teknik lari jarak menengah saat
melewati tikungan adalah :
a. Usahakan berlari sedekat mungkin
dengan garis lintasan sebelah kiri
b. Putarkan keduan bahu ke kiri,
kepala juga miring ke kiri
c. Sudut lengan kanan usahakan lebih
besar daripada lengan kiri
5. Teknik Gerakan Memasuki Garis
Finish
Teknik gerakan memasuki garis finish
dalam lari jarak menengah yaitu :
a. Cara memasuki garis finish yaitu:
1) Lari terus tanpa mengubah sikap
lari
2) Dada maju, kedua tangan lurus ke
belakang
3) Salah satu bahu maju ke depan (
dada diputar ke salah satu sisi )
4) Kepala ditundukkan, kedua tangan
di ayun ke belakang
b. Hal –hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1) Frekuensi kaki dipercepat,
langkah diperlebar
2) Jangan melakukan gerakan melompat
pada saat memasuki garis finish
3) Perhatian di pusatkan pada garis
finish
4) Apabila ada pita jangan berusaha
meraih dengan tangan
5) Jangan berhenti mendadak setelah
melewati garis finish
Peraturan Perlombaan
Peraturan perlombaan yang ditetapkan
oleh induk organisasi atletik internasional IAAF
(International Amateur Atloetik
Federation) atau tingkat nasional PASI(Persatuan Atletik Seluruh Indonesia )
tentang perlombaan lari jarak pendek yaitu :
1. Peraturan Perlombaan
Peraturan perlombaan dalam lari
jarak pendek adalah
a. Garis start dan finish dalam
lintasan lari ditunjukan dengan sebuah garis selebar 5 cm siku–siku dengan
batas tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari tepi garis start
ke tepi garis fnish terdekat dengan garis start
b. Aba –aba yang digunakan dalam
lomba lari jarak pendek adalah : “ bersedia”, “siap”dan “ ya” atau bunyi
pistol.
c. Semua peserta lomba lari mulai
berlari pada saat aba–aba “ ya” atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
d. Peserta yang membuat kesalahan
pada saat start harus diperingatkan ( maksimal 3 kali kesalahan )
e. Lomba lari jarak pendek pada
perlombaan besar dilakukan 4 tahap, yaitu babak pertama, babak kedua, babak semi
final, dan babak final. f. Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta
banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak berikutnya
2. Diskualifikasi atau Hal –hal yang
Dianggap Tidak Sah
Hal–hal yang dianggap tidak sah
dalam lari jarak pendek yaitu :
a. Melakukan kesalahan start lebih
dari 3 kali
b. Memasuki lintasan pelari lain
c. Mengganggu pelari lain
d. Keluar dari lintasan
e. Terbuktui memakai obat perangsang
3. Petugas atau Juri dalam Lomba
Lari
Petugas atau juri dalam lomba lari
jarak pendek terdiri atas :
a. Starter, yaitu petugas yang
memberangkatkan perlari
b. Recall Starter yaitu petugas yang
mengecek atau mengabsen para pelari
c. Timer yaitu petugas pencatat
waktu
d. Pengawas lintasan yaitu petugas
yang berdiri pada tempat tertentu dan bertugas mengawasi pelari apabila
melakukan kesalahan dan pelanggaran
e. Juri kedatangan yaitu petugas
pencatat kedatangan pelari yang pertama sampai dengan terakhir dan menentukan
ranking / urutan kejuaraan
f. Juri pencatat hasil yaitu petugas
pencatat hasil setelah pelari memasuki garis finish
Lari
sambung atau lari estafet
Lari sambung atau lari estafet
adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik
yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu
regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua,
ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan
dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat
dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering
diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam
melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan
penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan
kecepatan dari setiap pelari.
2.TEKNIK
a. Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat 1 Dengan cara melihat (visual) Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. 2 Dengan cara tidak melihat (non visual) Pelari yang menerima tongkat berlari sambil mengulurkan tangan kebelakang. Selanjutnya pelari sebelumnya menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya.
No Latihan Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat 1 Dari Bawah Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka penerima menggun`kan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang. 2 Dari atas Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kiri maka penerima juga menggunakan tangan kiri.
b. Daerah Pergantian Tongkat No Cara Menempatkan Antara Pelari-Pelari 1 Pelari ke 1 Di daerah start pertama dengan lintasan di tikungan 2 Pelari ke 2 Di daerah start kedua dengan lintasan lurus 3 Pelari ke 3 Di daerah start ketiga dengan lintasan tikungan 4 Pelari ke 4 Di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finish
c. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet 1. Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri. 2. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing- masing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam lingkungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik. 3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti pada waktu latihan. 4. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.
d. Peraturan Perlombaan 1. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat. 2
Lari Estafet(Lari Beranting)
Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah satu
dari cabang atletik.Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang
pemain untuk melakukan olahraga tersebut.
Jarak Tempuh Lari estafet : 4×400 M (Putra/Putri) Dan 4×100 M
Start yang sering di gunakan dalam Lari Estafet:
Start Jongkok sering di gunakan pada pelari pertama / (1), Sedangkan
Start Berlari sering di gunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat /
(2,3,4)
Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet:
1.Visual : Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya di
gunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4×400 meter.
Non Visual : Cara ini di gunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke
belakang,karena jarak yang di gunakan terlalu pendek yaitu 4×100 meter.
Ada ketentuan atau peraturan yang da di olahraga Lari Estafet ini:
1.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×400
meter dengan resiko team tersebut bisa kalah dalam lomba tersebut.
2.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×100
meter dengan resiko team tersebut dapat langsung di diskualifikasi dalam
pertandingan olahraga tersebut.
Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar tidak
terjatuh yaitu :
1.Sebagai pemain yang ingin memberi tongkat tersebut harus menggunakan
tangan kiri,sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus
menggunakan tangan kanan,Itulah beberapa cara yang di gunakan untuk
memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.
GAMBARAN TONGKAT ESTAFET
-Panjang Tongkat Estafet : 29,21 Cm
-Diameter tongkat estafet :
- Untuk Dewasa
: 3,81 Cm
- Untuk Anak-anak
: 2,54 cm
2.TEKNIK
a. Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat 1 Dengan cara melihat (visual) Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. 2 Dengan cara tidak melihat (non visual) Pelari yang menerima tongkat berlari sambil mengulurkan tangan kebelakang. Selanjutnya pelari sebelumnya menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya.
No Latihan Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat 1 Dari Bawah Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka penerima menggun`kan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang. 2 Dari atas Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kiri maka penerima juga menggunakan tangan kiri.
b. Daerah Pergantian Tongkat No Cara Menempatkan Antara Pelari-Pelari 1 Pelari ke 1 Di daerah start pertama dengan lintasan di tikungan 2 Pelari ke 2 Di daerah start kedua dengan lintasan lurus 3 Pelari ke 3 Di daerah start ketiga dengan lintasan tikungan 4 Pelari ke 4 Di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finish
c. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet 1. Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri. 2. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing- masing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam lingkungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik. 3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti pada waktu latihan. 4. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.
d. Peraturan Perlombaan 1. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat. 2
Lari Estafet(Lari Beranting)
Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah satu
dari cabang atletik.Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang
pemain untuk melakukan olahraga tersebut.
Jarak Tempuh Lari estafet : 4×400 M (Putra/Putri) Dan 4×100 M
Start yang sering di gunakan dalam Lari Estafet:
Start Jongkok sering di gunakan pada pelari pertama / (1), Sedangkan
Start Berlari sering di gunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat /
(2,3,4)
Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet:
1.Visual : Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya di
gunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4×400 meter.
Non Visual : Cara ini di gunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke
belakang,karena jarak yang di gunakan terlalu pendek yaitu 4×100 meter.
Ada ketentuan atau peraturan yang da di olahraga Lari Estafet ini:
1.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×400
meter dengan resiko team tersebut bisa kalah dalam lomba tersebut.
2.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×100
meter dengan resiko team tersebut dapat langsung di diskualifikasi dalam
pertandingan olahraga tersebut.
Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar tidak
terjatuh yaitu :
1.Sebagai pemain yang ingin memberi tongkat tersebut harus menggunakan
tangan kiri,sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus
menggunakan tangan kanan,Itulah beberapa cara yang di gunakan untuk
memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.
GAMBARAN TONGKAT ESTAFET
-Panjang Tongkat Estafet : 29,21 Cm
-Diameter tongkat estafet :
- Untuk Dewasa
: 3,81 Cm
- Untuk Anak-anak
: 2,54 cm
Gambaran Lapangan Atletik untuk Lari
Estafet:
Zona pergantian pada Lari Estafet hanya
berada 10 meter di depan garis start atau berada 10 meter di belakang garis
start.
Pengertian Lari Sambung (Estafet)
Lari sambung atau lari estafet
adalah salah satu nomor lomba lari pada
perlombaan atletik yang dilaksanakan
secara bergantian atau berantai. Dalam satu regu
lari sambung ada empat orang pelari,
yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Pada nomor lari sambung ada
kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang
lain, yaitu memindahkan tongkat
sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari
berikutnya.
Nomor lari sambung yang sering
diperlombakan adalah nomor 4×100 meter dan
nomor 4×400 meter. Dalam melakukan
lari sambung bukan teknik lari saja yang perlu
diperhatikan, tetapi pemberian dan
menerima tongkat di zona (daerah) pergantian seperti
penyesuaian jarak dan kecepatan dari
setiap pelari.
Lari sambung dimulai dari bangsa
Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk
meneruskan berita yang elah
diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor
diselenggarakan dalam hubungannya
dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api
keramat ke jajahan-jajahan baru.
Tradisi api Olimpiade berasal dari tradisi Yunani
tersebutLari estafet 4×100 meter dan
4×400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini,
pertama-tama diselenggarakan pada
olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4×100
meter bagi wanita sejak tahun 1928
menjadi nomor Olimpiade dan 4×400 meter
dilombakan sejak tahun 1972
Teknik Lari Sambung (Estafet)
Suksesnya lari estafet sangat
bergantung dari kelancaran penggantian tongkat.
Waktu yang dicapai akan lebih baik
(lebih cepat) jika pergantian tongkat estafet
berlangsung dengan baik pula. Suatu
regu lari estafet yang terjadi dari pelari-pelari yang
baik hanya akan dapat memenangkan
perlombaan, jika mampu melakukan pergantian
tongkat estafet dengan sukses.
Ukuran tongkat yang digunakan pada
lari estafet adalah
Panjang tongkat : 28-30 cm
Diameter tongkat : 38 mm
Berat tongkat : 50 gr
Pada lari sambunga ada beberapa
macam cara dalam pemberian tongkat estafet dari
pelari kepada pelari berikutnya.
Secara garis besar, pergantian tongkat srtafet itu ada 2
macam, yaitu dengan melihat (visual)
dan tanpa melihat (nonvisual).
Teknik Penerimaan Tongkat
Perlombaan lari sambung mengenal dua
cara penerimaan tongkat, yaitu:
Keterampilan teknik penerimaan
tongkat dengan cara melihat
Pelari yang menerima tongkat
melakukannya dengan berlari sambil menolehkan
kepala untuk melihat tongkat yang
diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan
tongkat dengan cara melihat biasanya
dilakukan pada nomor 4×400 meter.
Keterampilan teknik penerimaan
tongkat estafet dengan cara tidak melihat
Pelari yang menerima tongkat
melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat
yang akan diterimanya. Cara
penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan
dalam lari estafet 4×100 meter.
Dilihat dari cara menerima tongkat,
keterampilan gerak penerima tongkat tanpa
melihat lebih sulit dari pada dengan
cara melihat. Dalam pelaksanaannya, antara
penerima dan pemberi perlu melakukan
latihan yang lebih lama melalui pendekatan yang tepat Teknik Pemberian dan
Penerimaan Tongkat Estafet
Prinsip lari sambung adalah berusaha
membawa tongkat secepat-cepatnya yang
dilakukan dengan memberi dan
menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari
lainnya, agar dapat melakukan teknik
tersebut, pelari harus menguasai keterampilan
gerak lari dan keterampilan memberi
serta menerima tongkat yang dibawanya.
Dalam beberapa perlombaan lari
sambung, seringkali suatu regu dikalahkan oleh
regu lainnya hanya karena kurang
menguasai keterampilan gerak menerima dan
memberikan tongkat dari satu pelari
kepada pelari yang lainnya. Bahkan, seringkali
suatu regu didiskualifikasi hanya
karena kurang tepatnya penerimaan dan pemberian
tongkat.
Lari sambung mengenal dua
keterampilan teknik pemberian dan penerimaan
tongkat, yaitu:
Keterampilan teknik pemberian dan
penerimaan tongkat estafet dari bawah
Keterampilan teknik ini dilakukan
dengan cara pelari membawa tongkat dengan
tangan kiri. Sambil berlari atlet
akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri.
Saat akan memberi tongkat, ayunkan
tongkat dari belakang ke depan melalui bawah.
Sementara itu, tangan penerima telah
siap dibelakang dengan telapak tangan
menghadap ke bawah. Ibu jari terbuka
lebar, sementara jari-jari tangan lainnya
dirapatkan. Keterampilan teknik
pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari atas
Keterampilan teknik ini dilakukan
dengan cara mengayunkan tangan dari
belakang ke depan, kemudian dengan
segera meletakan tongkat dari atas pada talapak
tangan penerima. Pelari yang akan
menerima tongkat mengayunkan tangan dari
depan ke belakang dengan telapak
tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka lebar
dan raji-jari angan lainnya rapat.
Pada keterampilan teknik pemberian tongkat dari atas, pemberian dan penerimaan
tongkat dilakukan pada bagian tangan yang sama. Apabila pemberi melakukannya
dengan angan kanan, penerima akan melakukannya dengan tangan kanan pula. Daerah
Pergantian Tongkat Estafet Antarpelari
Suatu regu lari estafet yang terdiri
dari pelari-pelari yang baik hanya akan dapat
memenangkan perlombaan jika mampu
melakukan pergantian tongkat estafet dengan
cepat dan sempurna. Cara menempatkan
pelari-pelari tersebut adalah sebagai berikut.
Pelari ke-1 ditempatkan didaerah
start pertama dengan lintasan di tikungan.
Pelari ke-2 ditempatkan didaerah
start kedua dengan lintasan lurus.
Pelari ke-3 ditempatkan didaerah
start ketiga dengan lintasan ditikungan
Pelari ke-4 ditempatkan di daerah
start keempat dengan linasan lurus dan berakhir di
garis finish Latihan Memberi dan
Menerima Tongkat Estafet dalam Bentuk Perlombaan Tujuan: melatih kerjasama
dalam ketepatan dan kecepatan berlari sehingga hasil akhir dapat tercapai
dengan baik. Cara Melakukannya: Buatlah beberapa regu estafet (masing-masing
terdiri dari 4 pelari atau siswa) dan masing-masing pelari atau siswa
ditempatkan dengan jarak 100 meter
Setalah ada aba-aba ”bersiap” pelari
pertama segera menempatkan posisinya (sikap
startjo n g k o k )
Setelah ada aba-aba ”ya”, pelari
tersebut berlari secepat-cepatnya menuju pelari atau
atlat kedua yang sudah siap untuk
menerima tongkat
Setelah keempat pelari menyelesaikan
tugasnya dan pelari terakhir (keempat) masuk
ke garisf i n i s h tanpa membuat
kesalahan maka regu yang tiba di garisf i n i s h
pertama keluar sebagai pemenang
Hal-Hal yang Perlu Diperhaikan dan
Peraturan Perlombaan Lari Estafet
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
dalam Lari Estafet
Pemberian tingkat sebaiknyasecara
bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat
pada angan kanan, sedangkan pelari 2
dan 4 menerima aau memegang tongkat
dengan tangan kiri
Penempatan pelari hendaknya
disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing
pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3
dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan.
Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang
mempunyai daya tahan yang baik.
Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4
harus benar-benar diukur dengan tepat
Setelah memberikan tongkat estafet
jangan segera keluar dari lintasan masing-
masing.
Peraturan Perlombaan
Panjang daerah pergantian tongkat
estafet adalah 20 meter, 1,20 meter dan bagi pelari
estafet 4×100 meter ditambah 10
meter prazona. Prazona adalah suatu daerah di
mana pelari yang akan berangkat
dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak
terjadi pergantian tongkat.
Setiap pelari harus tetap tinggal di
jalur lintasan masing-masing meskipun sudah
memberikan tongkatnya kepada pelari
berikutnya. Apabila tongkat terjatuh, pelari
yang menjatuhkannya harus
mengambilnya.
Tongkat estafet harus berukuran
panjang tongkat 28-30 cm, diameter tongkat 38 mm,
berat tongkat 50 gr
Dalam lari estafet, pelari pertama
berlari pada lintasannya masing-masing sampai
tikungan pertama, kemudian boleh
masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga dan
pelari keempat menunggu di daerah
pergantian secara berurutan sesuai
kedatangan pelari seregunya.
Diposkan oleh info sahabat di2 0 . 5
2
LARI ESTAFET
Lari bersambung atau biasa disebut
lari estafet adalah lari beregu yang terdiri dari 4 orang
pelari. Lari ini dilakukan
bersambung dan bergantian membawa tongkat dari garis start
sampai ke garis finish. Sebagian
besar keberhasilan regu estafet ditentukan oleh
kelancaran pada saat melaksanakan
pergantian tongkat estafetnya.
Start yang digunakan dalam lari
bersambung adalah untuk pelari pertama (I)
menggunakan start jongkok. Sedangkan
untuk pelari kedua (II), ketiga (III), dan pelari
yang keempat (IV) menggunakan start
melayang. Jarak lari bersambung yang sering
diperlombakan dalam atletik baik
untuk putra maupun putri adalah 4 X 100 meter atau 4
X 400 meter. Dalam melakukan lari
sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi
pemberian dan penerimaan tongkat di
zona atau daerah pergantian serta penyesuaian
jarak dan kecepatan dari setiap
pelari.
1. Teknik Lari Bersambung (Lari
Estafet).
Satu regu pelari estafet biasanya
terdiri dari 4 orang pelari. Keberhasilan yang akan
dicapai oleh tim s`ngat ditentukan
pada saat melakukan pergantian estafet. Suatu tim
pelari harus memiliki pelari-pelari
yang tercepat dan mampu melakukan pergantian
tongkat dengan sempurna.
2. Teknik Pergantian tongkat
Estafet.
Pergantian Tongkat estafet dalam
lari bersambung atau lari estafet terbagi menjadi 2,
yaitu :
Pergantian Tongkat Estafet tanpa
melihat (Non Visual) Yaitu cara pelari menerima
tongkat estafet tanpa melihat kepada
yang memberi tongkat estafet.
Pergantian Tongkat estafet dengan
melihat (Visual) yaitu cara pelari menerima tongkat
estafet dengan melihat ke belakang
(pemberi tongkat estafet).
Teknik Pemberian dan Penerimaan
Tongkat :
Dari Bawah Jika pemberi memberikan
tongkat dengan tangan kanan maka penerima
menggunakan tangan kiri. Saat akan
memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke
depan melalui bawah. Sementara
tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak
tangan menghadap bawah. Ibu jari
terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya
dirapatkan. Tangan penerima berada
di bawah pinggang.
Dari atas Jika pemberi memberikan
tongkat dengan tangan kiri maka penerima juga
menggunakan tangan kiri.
Pergantian tongkat estafet harus
berlangsung di dalam daerah pergantian yang
panjangnya 20 meter. Pergantian
tongkat estafet yang terjadi diluar daerah pergantian
akan terkena Diskualifikasi.
3. Cara Memegang tongkat Estafet.
Cara memegang tongkat estafet harus
dilakukan dengan benar. Memegang tongkat dapat
dilakukan dengan dipegang oleh
tangan kiri atau kanan. Setengah bagian dari tongkat
dipegang oleh pemberi tongkat. Dan
ujungnya lagi akan dipegang oleh penerima tongkat
estafet berikutnya. Dan bagi pelari
pertama, tongkat estafet harus dipegang dibelakang
garis start dan tidak menyentuh
garis start.
4. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
dalam Lari Estafet :
1. Pemberian tongkat sebaiknya
bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada
tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan
4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri.
2. Penempatan pelari hendaknya
disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing
pelari. Misalnya pelari 1 dan 3
dipilih yang benar-benar baik dalam lingkungan. Pelari 2
dan 4 merupakan pelari yang
mempunyai daya tahan yang baik.
3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan
4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti pada
waktu latihan.
4. Setelah memberikan tongkat
estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.
5. Peraturan Perlombaan
lari sprint 100m
TEKNIK LARI SPRINT 100m
Atletik adalah aktifitas jasmani
yang kompetitif atau dapat diadu berdasarkan gerak dasar
manusia, yaitu seperti berjalan,
berlari, melempar, dan melompat. Atletik seperti yang
kita ketahui sekarang, dimulai sejak
diadakan olympiade modern yang pertama kali
diselenggarakan di kota Athena pada
tahun 1896 dan sampai terbentuknya badan dunia
federasi athletik amatir
internasional tahun 1912. Atletik pertama kali diperkenalkan di
Indonesia dengan sebutan Netherlands
Indische Athletick Unie (NIBU) tanggal 12 Juli
1917 dan dalam perkembangannya
terbentuk suatu organisasi yang bergerak dibidang
atletik dengan nama Persatuan
Sprint atau lari cepat merupakan
salah satu nomor lomba dalam cabang olahraga atletik.
Sprint atau lari cepat merupakan
semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan
kecepatan maksimal sepanjang jarak
yang ditempuh. Sampai dengan jarak 400 meter
masih digolongkan dalam lari cepat
atau print. Menurut Arma abdoellah (1981; 50) pada
dasarnya gerakan lari itu untuk
semua jenis sama. Namun dengan demikian dengan
adanya perbedaan jarak tempuh, maka
sekalipun sangat kecil terdapat pula beberapa
perbedaan dalam pelaksanaannya.
Sedangkan yang dimaksud dengan perbedaan atau
pembagian jarak dalam nomor lari
adalah lari jarak pendek (100 – 400 meter), lari
menengah (800 – 1500 meter), lari
jauh (5000 meter atau lebih). Lari jarak pendek atau
sprint adalah semua jenis lari yang
sejak start ampai finish dilakukan dengan kecepatan
maksimal. Beberapa faktor yang
mutlak menentukan baik buruknya dalam sprint ada tiga
hal yaitu start, gerakan sprint, dan
finish.
Penguasaan teknik merupakan
kemampuan untuk memahami atau mengetahui suatu
rangkaian spesifik gerakan atau
bagian pergerakan olahraga dalam memecahkan tugas
olahraga dan dapat menggunakan
pengetahuan yang dimiliki tersebut. Penguasaan teknik
sprint diartikan sebagai kemampuan
atlet dalam mengetahui atau memahami teknik lari
sprint dan dapat menggunakan teknik
lari sprint dengan baik.
Penguasaan teknik dipengaruhi
beberapa dua faktor, yaitu:
a. Pengetahuan
Menurut Jujun S. Suriasumantri
(1993: 103) pengetahuan pada hakekatnya adalah
merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu objek termasuk kedalamnya
ilmu. Sedangkan menurut Sidi Gazalba
dalam Amsal Bakhtiar (2006; 85) pengetahuan
adalah apa yang kita ketahui atau
hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah
hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik
atau isi pikiran. Dengan demikian
pengetahuan merupakan proses dari usaha manusia
untuk tahu.
b. Aplikasi atau penerapan
Aplikasi teknik merupakan penerapan
penggunaan teknik lari sprint yang dilakukan oleh
atlet didalam perlombaan. Didalam
suatu perlombaan atlet akan berusaha untuk
mengeluarkan semua kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai penampilan terbaik dan
prestasi maksimal. Setiap atlet
memiliki kemampuan yang berbeda dan cara yang berbeda
pula dalam menerapkan atau
mengaplikasikan teknik sprint dalam perlombaan. Seperti
yang dikatakan IAAF (1993; 115)
kemampuan untuk melakukan suatu teknik yang
sempurna adalah tidak sama sebagai
seorang pelaku yang penuh ketangkasan. Atlet yang
tangkas memiliki teknik yang baik
dan konsisten dan juga tahu kapan dan bagaimana
menggunakan teknik guna menghasilkan
prestasi yang baik.
2. Sprint
a. Pengertian sprint
Lari cepat atau sprint adalah semua
perlombaan lari dimana peserta berlari dengan
kecepatan maksimal sepanjang jarak
yang harus ditempuh, sampai dengan jarak 400
meter masih dapat digolongkan dalam
lari cepat. Menurut Muhajir (2004) sprint atau lari
cepat yaitu, perlombaan lari dimana
peserta berlari dengan kecepatan penuh yang
menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400
m.
Nomor lomba atau event lari sprint
menjangkau jarak dari 50 meter, yang bagi atlet
senior hanya dilombakan indoor saja,
sampai dengan dan termasuk jarak 400 meter.
Kepentingan relatif dari tuntutan
yang diletakkan pada seorang sprinter adalah beragam
sesuai dengan event-nya, namun
kebutuhan dari semua lari-sprint yang paling nyata
adalah ‘kecepatan’. Kecepatan dalam
lari sprint adalah hasil dari kontraksi yang kuat dan
cepat dari otot-otot yang dirubah
menjadi gerakan yang halus, lancar-efisien dibutuhkan
bagi berlari dengan kecepatan
tinggi.
Kelangsungan gerak lari cepat atau
sprint dapat dibagi menjadi tiga, yaitu; (A) Start, (B)
gerakan lari cepat, (C) Gerakan finish.
b. Pengertian teknik
Teknik merupakan blok-blok bengunan
dasar dari tingginya prestasi. Teknik adalah cara
yang paling efesien dan sederhana
dalam memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang
dihadapi dan dibenarkan dalam
lingkup peraturan (lomba) olahraga (Thomson Peter J.L,
1993; 115). Menurut suharno (1983)
yang dikutip Djoko Pekik Irianto (2002; 80) teknik
adalah suatu proses gerakan dan
pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin
untuk menyelesaikan tugas yang perlu
dalam cabang olahraga. Teknik merupakan cara
paling efesien dan sederhana untuk
memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang
dihadapi dalam pertandingan yang
dibenarkan oleh peraturan.
c. Teknik lari sprint
Teknik adalah sangat kritis terhadap
prestasi selama suatu lomba lari sprint. Melalui
tahapan lomba tuntutan teknik sprint
beragam seperti halnya aktivitas otot-otot, pola
waktu mereka dan aktivitas metabolik
para atlet dari tahap reaksi sampai tahap transisi
tujuan utamanya adalah untuk
mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di
tempat.
Tujuan utama lari sprint adalah
untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang
dihasilkan dari dorongan badan
kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang-langkah
dan frekuensi-langkah. untuk bisa
berlari cepat seorang atlet harus meningkatkan satu
atau kedua-duanya. Tujuan
teknik-sprint selama perlombaan adalah untuk mengerahkan
jumlah optimum daya kepada tanah
didalam waktu yang pendek. Teknik yang baik
ditandai oleh mengecilnya daya
pengereman, lengan lengan efektif, gerakan kaki dan
badan dan suatu koordinasi tingkat
tinggi dari gerakan tubuh keseluruhan (IAAF,
1993;22).
Teknik lari sprint lari 100m dapat
dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap reaksi dan dorongan
2. Tahap lari akelerasi
3. Tahap transisi/perubahan
4. Tahap kecepatan maksimum
5. Tahap pemeliharaan kecepatan
6. Finish
Lomba lari sprint yang lain
mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan
pentingnya tahapan relatif
bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari
ditentukan oleh panjang langkah dan
frekuensi langkah (jumlah langkah dalam per satuan
waktu). Untuk bisa berlari lebih
cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-
duanya. Hubungan optimal antara
panjang langkah dan frekuensi langkah bervariasi bagi
tahap-tahap lomba yang berbeda-beda.
Dalam lari sprint terdapat beberapa tahapan yaitu:
1. Start
Menurut IAAF (2001;6) suatu start
yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut;
a. Konentrasi penuh dan menghapus
semua gangguan dari luar saat dalam posisi aba-aba
“bersediaaaaa”
b. Meng-adopsi sikap yang sesuai
pada posisi saat aba-aba “siaaap”
c. Suatu dorongan explosif oleh
kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start yang
maksimal
Teknik yang digunakan untuk start
harus menjamin bahwa kemungkinan power yang
terbesar dapat dibangkitkan oleh
atlet sedekat mungkin dengan sudut-start optimum 450.
setelah kemungkinan reaksi yang
tercepat harus disusul dengan suatu gerak (lari)
percepatan yang kencang dari
titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama harus
menjurus kemungkinan maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok
yang ditentukan oleh penempatan start-blok relatif
terhadap garis start: a.
Start-pendek (bunch-start), b. Start-medium (medium-start), c.
Start-panjang (elongated-start).
Start medium adalah umumnya yang disarankan, ejak ini
memberi peluang kepada para atlet
untuk menerapkan daya dalam waktu yang lebih lama
daripada start-panjang (menghasilkan
kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak menuntut
banyak kekuatan seperti pada
start-pendek (bunch-start). Suatu pengkajian terhadap
teknik start-jongkok karenanya dapat
dimulai dengan start medium. Ada tiga bagian
dalam gerakan start, yaitu:
a. Posisi “bersediaaa”
Pada posisi ini sprinter mengambil
sikap awal atau posisi “bersediaaa”, kaki yang paling
cepat/tangkas ditempatkan pada
permukaan sisi miring blok yang paling depan. Tangan
diletakkan dibelakang garis start
dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki belakang
ditempatkan
pada permukaan blok belakang, mata
memandang tanah kedepan, leher rileks, kepala
segaris dengan tubuh (lihat gambar).
Menurut IAAF (2001;8) posisi
“siaaap” ini adalah kepentingan dasar bahwa seorang atlet
menerima suatu posstur dalam posisi
start “siaaap” yang menjamin suatu sudut optimum
dari tiap kaki untuk mendorongnya,
suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi ketika
kaki diluruskan dan pegangan awal
otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi explosif dari
otot-otot kaki.
Tanda-tanda utama suatu posisi
“siaaap” yang optimum daya adalah;
1. Berat badan dibagikan seimbang
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada
poros bahu
3. Titik pusat gravitasi kedepan
4. Sudut lutut 900 pada kaki depa,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki
belakang
6. kaki diluruskan menekan start
blok
c. Posisi (aba-aba) “ya”
Daya dorong tungkai dan kaki dalam
start dapat dianalisa dengan menggunakan papan-
pengalas daya dibangu pada start
blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan itu pada pada
saat start, impuls dapat disalurkan
ke dan ditampilkan pada suatu dinamo-meter.
Kekuatan impuls arah dan lamanya,
juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat
dicatat.
Ciri kunci yang untuk diperhatikan
adalah:
1. kaki belakang bergerak lebih
dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan bahwa daya
kekuatan yang puncaknya sangat
tinggi dikenakan mengawali gerak akselerasi dari titik-
pusat gravitasi atlet dengan cepat
menurun.
2. Penerapan daya kekuatan dari kaki
depan dimulai sedikit lambat yang memungkinkan
gerak akselerasi titik-pusat
gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki belakang
menghilang, dan berlangsung dalam
waktu yang lebih lama. Kenyataannya, daya
kekuatan daya kekuatan digunakan
oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat dari daya
kaki-belakang.
Tahap pemulihan (recovery).
Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit kedepan pantat
dengan pembengkokan (flexio) kedepan
serentak dari otot-otot paha. Tungkai bawah
tetap ditekuk ketat terhadap paha
mengurai momen inertia. Lutut yang memimpin
dipersiapkan untuk suatu ayunan ke
depan yang relax dari tungkai bawah dalam langkah
mencakar berikutnya. Lutut dorong
yang aktif mennyangga pengungkit pendek dari kaki
ayun. Kecepatan sudut optimal pada
paha berayun kedepan menolong menjamin
frekuensi langkah lari yang tinggi.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini
adalah agar kaki dorong putus kontak dengan tanah.
Kaki rilex, mengayun aktif menuju
pembuatan langkah diatas lutut kaki sangga dan
sebagai tahap lanjutan dan persiapan
angkatan lutut. Adapun ciri-ciri atu tangda-tanda
tahap ini adalah:
1. Ayunan rilex kaki belakang yang
tidak disangga sampai tumit mendekati panta. Bandul
pendek ini sebagai hasil kecepatan
sudut yang tinggi memungkinkan membuat langkah
yang cepat.
2. Angkatan tumit karena dorongan
aktif lutut, dan harus menampilkan relaksasi total dari
semua otot yang terlibat.
3. Perjalanan horizontal pinggul
dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang dijelaskan
b. Tahap ayunan depan.
Tahap angkat lutut. Tahap ini
menyumbangkan panjang langkah dan dorongan pinggang.
Persiapan efektif dengan kontak
tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 150 dibawah
horizontal. Gerakan kebelakang dari
tungkai bawah sampai sutau gerakan mencakar aktif
dari kaki diatas dari dasar
persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari kaki.
Kecepatan kaki dicapai dengan
bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu indikator
penanaman aktif dari hasil dalam
suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya
vertikal.
Tujuan dan fungsi tahap ini adalah
agar lutut diangkat, bertanggung jawab terhadap
panjang langkah yang efektif , dalam
kaitan dengan ayunan lengan yang intensif.
Teruskan dan jamin jalur perjalanan
pinggang yang horizontal. Persiapan untuk mendarat
engan suatu gerakan mencakar dan
sedikit mungkin hambatan dalam tahap angga depan.
Tahap ini memiliki sifat-sifat atau
tanda-tanda, yaitu:
1. Angkatan paha/lutut horizontal
hampir horizontal, melangkahkan kaki sebaliknya
sebagai prasyarat paling penting
dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.
2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh
penggunaan lengan berlawanan diametris yang
intenssif.
3. Siku diangkat keatas dan
kebelakang.
4. Dlam lanjutan dengan ayunan
kedepan yang rilex dari tungkai bawah karena pelurusan
paha secara aktif, dengan niat
memulai gerak mencakar dari kaki aktif.
c. Tahap sangga/topang depan
Tahap amortisasi. Pemulihan dari
tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat peng-
aktifan awal otot-otot yang tersedia
didalam yang diawali dalam tahap sebelumnya. Ide-
nya guna menghindari adanya efek
pengereman/hambatan yang terlalu besar dengan
membuat lama waktu tahap
sangga/topang sependek mungkin.
Tahap ini mempunyai tujuan dan
fungsi sebagai tahap amortisasi tahap kerja utama.
Mengontrol tekanan kaki pendarat
oleh otot-otot paha depan yang diaktifkan sebelumnya
dan otot-otot kaki bertujuan untuk
membuat ssuatu gerak explossif memperpanjang
langkah sebelumnya. Tahapan ini
memiliki sifa atau tanda sebagai berikut:
1. Gerakan mencakar aktif dari sisi
luar telapak kaki dengan jari-jari keatas.
2. Jangkauan kedepan aktif harus
tidak menambah panjang-langkah secara tak wajar,
namun mengizinkan pinggang (pusat
gravitassi tubuh) berjalan cepat diatas titik sanggah
kaki.
3. Hindari suatu daya penghambat
yang berlebih-lebihan.
4. Waktu kontakl dalam angga depan
harus esingkat mungkin.
d. Tahap sangga/topang belakang
Besarnya impuls dan dorongan
horizontal diberi tanda. Lama penyanggaan itu adalah
singkat saja. Sudut dorongan sedekat
mungkin dengan horizontal. Ada suatu perluasan
elastik dari dari sendi kaki, lutut
dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan linier lengan
oleh suatu angkatan efektif dari
siku dalam ayunan kebelakang, dan ayunan kaki meng-
intensifkan dorongan dan menentukan
betapa efektifnya titik pusat massa tubuh dikenai
oleh gerakan garis melintang dari
perluasan dorongan. Togok badan menghadap kedepan.
Keriteria untuk tahap-tahap
penyanggaan ini adalah:
1. waktu singkat dari periode
sangga/topang keseluruhan
2. suatu impuls akselerasi yang
signifikan pada tahap topang belakang
3. suatu waktu optimum dari impuls
percepatan pada tahap topang/sangga belakang
4. hampir tidak ada daya
pengereman/hambatan pada tahap sanggahan.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini
adalah sebagai tahap akselerasi ulang, penyangga untuk
waktu singkat, dan sebagai persiapan
dan pengembangan suatu dorongan horizontal yang
cepat. Tahap ini memiliki
sifat-sifat atau tanda, yaitu:
1. Menempatkan kaki dengan aktif,
disusl dengan pelurusan sendi-sendi: kaki, lutut,
pinggul.
2. Menggunakan otot-otot
plantar-flexor dan emua otot-otot pelurus kaki korset.
3. Badan lurus segaris dan condong
kedepan kurang lebih 850 dengan lintasan.
4. Penggunaan yang aktif lengan yang
ditekuk kurang lebih 900 ke arah berlawanan dari
arah lomba.
5. Siku memimpin gerakan lengan
6. Otot-otot kepala, leher, bahu dan
badan dalam keadaan rilex.
7. Tahap permulaan gerak kaki ayun
lutut diangkat.
3. Penguasaan teknik sprint
Dalam penguasaan teknik sprint
terdapat faktor-faktor yang sangat mendukung demi
tecapainya penguasaan teknik yang
baik. Menurut Thomson Peter J.L (1993; 68) ada 5
(lima) kemampuan biomotor dasar yang
merupakan unsur-unsur kesegaran atau
komponen-komponen fitnes yaitu
kekuatan, dayatahan, kecepatan, kelentukan, dan
koordinasi.
a. Kekuatan.
Adalah kemampuan badan dalam
menggunakan daya. Kekuatan dapat dirinci menjadi
tiga tipe atau bentuk, yaitu:
1. kekuatan maksimum, yaitu daya
atau tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot yang
berkontraksi. Kekuatan maksimum
tidak memerlukan betapa cepat suatu gerakan
dilakukan atau berapa lama gerakan
itu dapat diteruskan
2. Kekuatan elastis, yaitu kekuatan
yang diperlukan sehingga sebuah otot dapat bergerak
cepat terhadap suatu tahanan.
Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak
kadang-kadang disebut sebagai “power
= daya”. Kekuatan ini sangat penting bagi even
eksplosip dalam lari, lompat, dan
lempar.
3. Daya tahan kekuatan, yaitu
kemampuan otot-otot untuk terus-menerus menggunakan
daya dalam menghadapi meningkatnya
kelelahan. Daya tahan kekuatan adalah kombinasi
antara kekuatan dan lamanya gerakan.
b. Dayatahan.
Dayatahan mengacu pada kemampuan
melakukan kerja yang ditentukan intensitasnya
dalam waktu tertentu. Faktor utama
yang membatasi dan pada waktu yang sama
mengakhiri prestasi adalah
kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki dayatahan apabila
tidak mudah lelah atau dapat terus
bergerak dalam keadaan kelelahan. Daya tahan, dari
semua kemampuan biomotor harus
dikembangkan lebih dahulu. Tanpa dayatahan adalah
sulit untuk mengadakan pengulangan
terhadap tipe atau macam latihan yang lain yang
cukup untuk mengembangkan komponen
biomotor lain. Ada dua tipe macam daya tahan,
yaitu; dayatahan aerobik dan
dayatahan anaerobik. Dayatahan aerobik yaitu kerja otot
dan gerakan otot yang dilakukan
menggunakan oksigen guna melepaskan energi dari
bahan-bahan otot. Dayatahan aerobik
harus dikembangkan sebelum dayatahan anaerobik.
Sedangkan dayatahan anaerobik yaitu
kerja otot dan gerakan otot dengan menggunakan
energi yang telah tersimpan didalam
otot. Dayatahan anaerobik terbagi menjadi dua yaitu
anaerobik laktik dan anaerobik
alaktik.
c. kecepatan. Adalah kemampuan untuk
barjalan atau bergerak dengan sangat cepat.
Kecepatan berlari sprint yang asli
berkenaan dengan kemamapuan alami untuk mencapai
percepatan lari yang sangat tinggi
dan untuk menempuh jarak pendek dalam waktu yang
sangat pendek.
d. Kelentukan. Yaitu kemampuan untuk
melakukan gerakan persendian melalui
jangkauan gerak yang luas.
Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu sebab umum
terjadinya teknik yang kurang baik
dan prestasi rendah. Kelentukan jelek juga
menghalangi kecepatan dan dayatahan
karena otot-otot harus bekerja lebih keras untuk
mengatasi tahanan menuju kelangkah
yang panjang.
e. Koordinasi. Yaitu kemampuan untuk
melakukan gerakan dengan tingkat kesukaran
dengan tepat dan dengan efesien dan
penuh ketepatan. Seorang atlet dengan koordinasi
yang baik tidak hanya mampu
melakukan skill dengan baik, tetapi juga dengan tepat dan
dapat menyelesaikan suatu tugas
latihan.
Selain faktor-faktor fisik yang
telah dijelaskan diatas, dalam penguasaan teknik sprint
terdapat pula faktor lain yang tidak
kalah penting pengaruhnya, yaitu faktor psikologis.
Seperti dikatakan Thomson Peter J.L.
(1993; 134) psikologi ini adalah sama pentingnya
bagi seorang pelatih guna membantu
individu-individu (atlet) mengembangkan
bagaimana mereka memikirkan
kecakapan mental mereka, tetapi juga penting untuk
mengembangkan ketangkasan fisik
mereka. Ini jelas adalah aspek psikologis dalam
melatih namun juga benar bahwa tak
ada bagian dari pelatihan/coaching yang tanpa
aspek psikologis. Adapun
faktor-faktor psikologis tersebut diantaranya yaitu;
a. Ketangkasan mental.
Ketangkasan mental ini sangat
berguna/penting bagi para pelatih dan atlet. Ketangkasan
mental ini bukan hanya suatu sarana
untuk menghindari bencana ataupun pemulihan
kembali dari cedera tetapi
ketangkasan mental juga memainkan peranan penting dalam
mengatur/mengorganisir praktek dan
latihan secara efektif sehingga segala sesuatu
berjalan dengan benar. Kebanyakan
atlet dan pelatih mengakui bahwa perkembangan
fisik ssaja tidak menjamin dapat
sukses dalam atletik. Seorang atlet harus memiliki
kerangka pemikiran yang benar.
Persiapan psikologis sama pentingnya dengan latihan
kondisioning fissik. Menyiapkan
keduanya bersama-sama akan menciptakan prestari
terbaik. Ketangkasan mental ini
memerlukan latihan praktek dengan cara yang sama
seperti pada skill fisik/jasmaniah.
Dengan skill/ketangkasan fisik, beberapa individu akan
mengambil/memperoleh ketangkasan
mental lebih gampang dibanding dengan orang
lain. Dengan praktek, setiap orang
dapat meningkatkan ketangkasan mental mereka.
b. Motivasi.
Motivasi merupakan suatu
kecendrungan untuk berperilaku secara selektif kesuatu arah
tertentu, dan perilaku tersebut akan
bertahan sampai sasaran perilaku tersebut dapat
dicapai. Pada dasarnya motivassi
adalah betapa besarnya keinginan seorang individu
untuk meraih/mencapai suatu sasaran.
Setiap individu memiliki tujuan/sasaran yang
berbeda-beda dalam keterlibatannya
dalam dunia atletik. Tujuan/sasaran itu misalnya;
mencari kegembiraan, memahirkan
skill baru, berlomba dan menang, menambah teman,
serta masih banyak lagi
tujuan/sasaran lain yang selalu berbeda pada setiap individunya.
Dikatakan Thomson Peter J.L. (1993:
135) tekanan dari luar dari pelatih dan orang tua
adalah tidak mungkin meningkatkan
motivasi pada atlet dalam jangka jauh dan mungkin
kenyataannya berkurang. Motivasi
sendiri dan pengisiannya adalah yang membuat suatu
sukses yang sebenarnya bagi atlet, dan
bukan ambisi yang dipaksakan oleh orang lain.
Pelatih membantu atlet mengerti apa
yang ingin atlet raih, tujuan, dan bagaimana cara
meraihnya.
c. Kontrol emosi.
Kontrol emosi adalah suatu
kemamapuan seorang atlet dalam mengendalikan perasaan
dalam menghadapi uatu ituasi
tertentu. Menurut Thomson Peter J.L. (1993;136)
kegelisaan berarti berapa banyak
seorang individu tergetar atau siap dalam menghadapi
suatu situasi tertentu. Rasa gelisa
selalu timbul dalam setiap situasi, meskipun bila
tingkatannya rendah kita tidak dapat
memperhatikannya. Banyak rasa gelisa ini
ddigunakan secara tidak benar yang
berarti hanya sifat-sifat individu yang menunjukkan
tingkat yang sangat tinggi akan
kegelisaan. Gejala-gejala kegelisaan dapat terlihat dalam
dua bentuk yaitu: Khawatir dan
getaran fisiologis. Rasa khawatir mengacu kepada pikiran
atau kesan tentang apa yang mungkin
terjadi dalam suatu event yang akan datang,
sedangkan getaran fisiologis adalah
bagian dari persiapan (alami dalam) badan untuk
suatu perlombaan. Contoh dari
getaran fisiologis termasuk meningkatnya denyut jantung,
keluar peluh/keringat dan rasa ingin
buang hajat (besar/kecil) pergi kekamar kecil.
Penguasaan teknik sprint adalah
sangat penting untuk mencapai prestasi maksimal.
Menurut Djoko P. Irianto (2002),
dalam perlombaan teknik memiliki peran antara lain:
(1) Sebagai cara efesien dalam
mencapai prestasi, (2) Dapat mencegah atu mengurangi
terjadinya cedera, (3) sebagai modal
untuk melakukan taktik, (4) meningkatkan
kepercayaan diri. Sukadiyanto (2005)
mengatakan, teknik yang benar dari awal selain
akan menghemat tenaga untuk gerak
sehingga mampu bekerja lebih lama dan berhasil
baik juga juga merupakan landasan
dasar menuju prestasi yang lebih tinggi. Dengan
teknik dasar yang tidak benar akan
mempercepat proses stagnasi prestasi, sehingga pada
waktu tertentu prestasi akan
stagnasi (mentok), padahal semestinya dapat meraih prestasi
yang lebih tinggi.
Menurut Djoko P. Irianto (2002; 80)
penguasaan teknik dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain;
a. Kualitas fisik yang relevan
b. Kualitas psikologis atau
kematangan bertanding
c. Metode latihan yang tepat
d. Kecerdasan atlet memilih teknik
yang tepat dalam situasi tertentu.
Menurut Josef Nossek (1982),
terdapat tiga tahapan dalam proses belajar teknik:
a. Pengembangan koordinasi kasar.
Bentuk-bentuk gerakan kasar dapat dikarakteristikkan
sebagai penguasaan teknik-teknik
kasar dan terbatas yang berkenaan dengan kualitas
gerakan-gerakan yang diperlukan,
seperti:
1. Pengaruh kekuatan yang tidak
memadai, pemborosan energi, kram otot (koordinasi
otot yang rendah) dengan konsekuensi
kelelahan yang cepat.
2. Unsur-unsur gerakan tunggal yang
tidak digabungkan dengan lancar, karena kurangnya
koordinasi.
3. Gerakan-gerakan belum cukup
tepat.
4. kekurangan keharmonisan dan ritme
gerakan-gerakan yang diamati.
b. Pengembangan koordinasi halus.
Bentuk gerakan-gerakan halus dicapai melalui
pengulangn-pengulangan lebih lanjut
yang mengambangkan kualitas gerakan-gerakan.
Tempo tersebut meningkat sampai pada
kecepatan yang kompetitif. Bagian-bagian
gerakan tungggal untuk teknik-teknik
yang lebih kompleks dikembangkan secara terpisah
dan dikombinasikan bersama.
Aspek-aspek dalam tahap ini bercirikan:
1. Teknik-teknik dilakukan hampir
tanpa kesalahan.
2. gerakan-gerakan distabilkan.
3. Gerakan-gerakan lebih berguna dan
hemat, tidak ada pemborosan energi.
4. Beberapa gerakan-gerakan tidak
benar yang terjadi dalam tahap pertama tidak tampak
lagi.
5. Urutan gerakan-gerakan menjadi
lancar dan harmonis.
6. Gerakan-gerakan tersebut tepat.
Namun demikian dalam tahap belajar
ini, teknik-teknik tersebut tidak dilakukan secara
otomatis. Atlet tersebut masih harus
mengkonsentrasikan pada bagian-bagian yang
berbeda dari gerakan-gerakan dan
oleh karena itu penerapan taktis hanya dimungkinkan
sebagian.
c. Tahap stabilisasi dan
otomatisasi.
Tahap stabilisasi; pertama-tama
hendaknya membawa atlet kedalam posisi dimana ia
dapat menerapakan teknik-teknik
dalam situasi kompetitif yang sulit. Atlet tersebut
mampu menyesuaikan diri terhadap
kondisi-kondisi yang sulit dan berubah-ubah dari
suatu kompetisi. Penguasaan teknik
yang sempurna dalam kondisi ini hanya dicapai
melalui praktek dalam banyak
kompetisi. Karena tingkat otomatisasi yang tinggi, para
atlet dapat memberikan perhatian
pada tugas-tugas taktis dalam kompetisi. Pengaruh dari
kapasitas kondisioning adalah jelas
tanpa rintangan dalam penampilan.
Prestasi merupakan akumulasi dari
kualitas fisik, teknik, taktik dan kematangan mental
atau psikis, sehingga aspek tersebut
perlu dipersiapkan secara menyeluruh, sebab satu
aspek dengan aspek lain akan
menentukan aspek lain. Fisik merupakan pondasi bagi
olahragawan, sebab teknik, taktik
dan mental akan dapat dikembangkan dengan baik jika
olahragawan memiliki kualitas fisik
yang baik. Jadi teknik dapat dikembangkan dan
dikuasai jika atlet memiliki
kualitas fisik yang baik
Lompat jauh
Lompat jauh adalah atletik (lintasan
dan lapangan) peristiwa di mana atlet menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan
ketangkasan dalam upaya untuk melompat jauh dari take-off point mungkin.
Pesaing berlari menuruni landasan pacu (biasanya dilapisi dengan permukaan karet yang sama seperti lintasan lari, crumb rubber juga divulkanisir karet) dan melompat sejauh yang mereka dapat dari belakang garis busuk (sering disebut sebagai “papan”, dan biasanya ditentukan oleh tepi trailing papan lepas landas tertanam flush dengan permukaan landasan pacu, atau tanda dicat di landasan) ke dalam lubang tanah yang penuh dengan kerikil halus atau pasir. Jarak yang ditempuh oleh seorang pelompat sering disebut sebagai “tanda” karena itu adalah jarak ke tempat menandai yang dibuat di pasir dari garis busuk. Jika pesaing mulai lompatan dengan setiap bagian dari kaki melewati garis busuk, melompat dinyatakan ilegal dan tidak ada jarak dicatat. Pada tingkat elite, lapisan plastik ditempatkan segera setelah dewan untuk mendeteksi kejadian ini. Jika tidak, seorang pejabat (mirip dengan wasit) akan menonton melompat dan membuat penetapan. Pesaing dapat melakukan lompatan dari setiap titik di belakang garis busuk, namun jarak akan selalu diukur dari garis busuk. Oleh karena itu, demi kepentingan terbaik dari pesaing untuk mendapatkan yang dekat dengan garis busuk mungkin.
Biasanya, setiap pesaing memiliki seperangkat upaya sejumlah (biasanya tiga) untuk membuat terpanjang nya melompat, dan hanya terpanjang melompat hukum terhadap hasil penghitungan. Kompetisi tingkat tinggi dibagi menjadi dua putaran: cobaan dan final. Dalam kompetisi yang berisi babak final, hanya sejumlah pesaing pilih diundang untuk kembali untuk melanjutkan kompetisi. Jumlah pesaing yang dipilih untuk kembali ke babak final ditentukan sebelum awal bertemu oleh sebuah komite yang terdiri dari pelatih dan pejabat. Ini adalah praktik standar untuk mengizinkan satu lagi pesaing dari jumlah posisi angka untuk kembali ke babak final. Sebagai contoh, jika suatu memungkinkan memenuhi puncak delapan pesaing untuk mencetak poin, maka atas sembilan pesaing akan dipilih untuk bersaing di babak final. Mengambil pesaing tambahan ke babak final yang akan membantu untuk mengizinkan atlet untuk pindah ke posisi skor jika pesaing dapat memperbaiki nya tanda terbaik kompetisi. Putaran final dipandang sebagai tambahan tiga melompat, karena mereka tidak punya prioritas kepada mereka yang dicetak dalam sidang putaran. Pesaing dengan melompat hukum terpanjang (baik dari pengadilan atau putaran final) pada akhir kompetisi ini dinyatakan sebagai pemenang.
Ada empat komponen utama lompat jauh: Lari Awalan, Tumpuan atau tolakkan, Sikap di Udara dan Mendarat. Kecepatan di run-up, atau pendekatan, dan yang tinggi melompat dari papan adalah dasar-dasar keberhasilan. Karena kecepatan adalah faktor yang penting dari pendekatan, tidaklah mengherankan bahwa banyak juga jumper lama bersaing dengan sukses di sprint. Sebuah contoh klasik dari lompat jauh ini / sprint penggandaan adalah pertunjukan oleh Carl Lewis.
Lompat jauh dicatat untuk dua dari paling lama berdiri rekor dunia dalam setiap lintasan dan lapangan acara. Pada 1935, Jesse Owens menetapkan rekor dunia lompat jauh yang tidak rusak hingga tahun 1960 oleh Ralph Boston. Kemudian, Bob Beamon melompat 8,90 meter (29 kaki, 2-1/2 inci) di Olimpiade tahun 1968 pada ketinggian 7.349 kaki, tidak melompat melebihi sampai tahun 1991. Pada 30 Agustus tahun itu, Mike Powell dari Amerika Serikat, dalam sebuah acara terkenal menurunkan kepada Carl Lewis, melompat 8,95 m (29,4 kaki) di Kejuaraan Dunia di Tokyo, menetapkan laki-laki saat ini rekor dunia. Beberapa melompat lebih dari 8,95 m (29,4 kaki) telah resmi tercatat (8,99 m/29.5 kaki oleh Mike Powell sendiri, 8,96 ft m/29.4 oleh Ivan Pedroso), tapi tidak disahkan karena ada juga tidak dapat diandalkan pengukuran kecepatan angin yang tersedia, atau karena melebihi kecepatan angin 2,0 m / s. Lewis sendiri melompat 8.91m tepat sebelum Powell memecahkan rekor melompat dengan angin melebihi maksimum yang diizinkan; melompat ini tetap terpanjang pernah untuk memenangkan Kejuaraan Dunia Olimpiade atau emas. Saat ini rekor dunia untuk perempuan dipegang oleh Galina Chistyakova dari bekas Uni Soviet yang melompat 7,53 m (24,7 ft) di Leningrad pada tahun 1988.
Sejarah
Halteres digunakan dalam permainan atletik di Yunani kuno.
Lompat jauh adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli pancalomba Olimpiade di Yunani Kuno. Long Jump adalah satu-satunya dikenal melompat peristiwa dalam Olimpiade Kuno tersebut. Semua peristiwa yang terjadi di Olimpiade pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk perang. Lompat jauh muncul mungkin karena mencerminkan persimpangan rintangan seperti sungai dan jurang. [2] Setelah menyelidiki penggambaran yang selamat dari peristiwa itu kuno percaya bahwa tidak seperti hari acara modern, atlet hanya diperbolehkan berlari pendek awal. [ 2] Para atlet membawa beban di masing-masing tangan, yang disebut halteres (antara 1 dan 4,5 kg). Beban ini itu mengayunkan maju sebagai atlet melompat untuk meningkatkan momentum. Hal ini umumnya percaya bahwa baju hangat akan melemparkan berat di belakangnya di udara untuk meningkatkan momentum ke depan, namun diadakan di seluruh halteres durasi melompat. Berayun mereka dan kembali pada akhir melompat atlet akan mengubah pusat gravitasi dan biarkan atlet untuk meregangkan kaki ke luar, meningkatkan jarak. Melompat itu sendiri dibuat dari bater ( “apa yang menginjak pada”). Kemungkinan besar papan sederhana ditempatkan di stadion lagu yang telah dihapus setelah kejadian (Miller, 66). Para penerjun akan mendarat dalam apa yang disebut skamma ( “menggali-up” area) (Miller, 66). Gagasan bahwa ini adalah sebuah lubang yang penuh pasir adalah salah. Pasir di lubang melompat adalah penemuan modern (Miller, 66). Yang skamma hanyalah daerah sementara untuk menggali kesempatan itu dan bukan sesuatu yang tetap dari waktu ke waktu. Lompat jauh dianggap salah satu yang paling sulit dalam acara yang digelar di Olimpiade sejak banyak keahlian diperlukan. Musik ini sering dimainkan selama Philostratus melompat dan mengatakan bahwa kadang-kadang pipa akan menyertai melompat sehingga dapat memberikan ritme untuk gerakan kompleks dari halteres oleh atlet. [2] Philostratos dikutip mengatakan, “Peraturannya menganggap melompat sebagai yang paling sulit kompetisi, dan mereka membiarkan jumper untuk diberikan keuntungan dalam irama dengan menggunakan seruling, dan berat dengan menggunakan tali. ” (Miller, 67). Paling menonjol dalam olahraga kuno adalah seorang pria bernama Chionis, yang dalam mengadakan Olimpiade 656BC melompat dari 7,05 meter (23 kaki dan 1,7 inci). [3]
Ada beberapa argumen oleh para sarjana modern di lompat jauh. Beberapa telah berusaha untuk menciptakan kembali sebagai triple jump. Gambar menyediakan satu-satunya bukti untuk tindakan sehingga lebih baik diterima bahwa itu sama seperti hari ini lompat jauh. Alasan utama beberapa ingin menyebutnya triple melompat adalah adanya sumber yang mengklaim sana sekali adalah lima puluh lima kaki melompat kuno yang dilakukan oleh seorang pria bernama Phayllos (Miller, 68).
Lompat jauh telah menjadi bagian dari kompetisi Olimpiade modern sejak lahirnya Olimpiade pada tahun 1896. Pada 1914, Dr Harry Eaton Stewart merekomendasikan “luas berlari melompat” sebagai standar acara trek dan lapangan bagi perempuan. [4] Namun, hal itu tidak sampai 1928 bahwa perempuan diperbolehkan untuk bersaing dalam event di tingkat Olimpiade (Lihat Atletik – trek dan lapangan).
Pendekatan/Awalan
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk secara bertahap dengan mempercepat kecepatan maksimum lepas landas dikontrol. Faktor yang paling penting untuk jarak yang ditempuh oleh sebuah objek adalah kecepatan pada lepas landas – baik kecepatan dan sudut. Elite jumper biasanya meninggalkan tanah pada sudut dua puluh derajat atau kurang; Oleh karena itu, lebih bermanfaat bagi seorang pelompat untuk berfokus pada komponen kecepatan melompat. Semakin besar kecepatan lepas landas, semakin lama lintasan pusat massa akan. Pentingnya suatu kecepatan lepas landas merupakan faktor dalam keberhasilan pelari dalam acara ini.
Panjang pendekatan jarak biasanya konsisten untuk seorang atlet. Pendekatan dapat bervariasi antara 12 dan 19 langkah di tingkat pemula dan menengah, sementara di tingkat elite mereka lebih dekat dengan antara 20 dan 22 langkah. Jarak yang tepat dan jumlah langkah-langkah dalam pendekatan tergantung pada pengalaman jumper, teknik berlari cepat, dan tingkat pengkondisian. Konsistensi dalam pendekatan sangat penting karena merupakan pesaing tujuan untuk selalu dekat ke bagian depan papan takeoff mungkin tanpa menyeberangi garis dengan setiap bagian dari kaki.
Pendekatan yang tidak konsisten adalah masalah umum dalam acara ini. Akibatnya pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para atlet sekitar 6-8 kali per melompat sesi (lihat Pelatihan di bawah).
Dua yang terakhir langkah
Tujuan dari dua langkah terakhir adalah untuk mempersiapkan tubuh untuk lepas landas sambil melestarikan kecepatan sebanyak mungkin.
Kedua dari belakang (kedua dari terakhir) langkahnya lebih panjang daripada langkah terakhir. Pesaing mulai nya rendah pusat gravitasi untuk mempersiapkan tubuh untuk dorongan vertikal. Langkah terakhir lebih pendek karena tubuh mulai menaikkan pusat gravitasi dalam persiapan untuk tinggal landas.
Dua langkah yang terakhir sangat penting karena menentukan kecepatan dengan pesaing yang akan memasuki melompat – semakin besar kecepatan, semakin baik melompat.
Lepas landas/Tumpuan/Tolakkan
Tujuan dari lepas landas adalah untuk menciptakan dorongan vertikal melalui atlet pusat gravitasi tetap menjaga keseimbangan dan kontrol.
Tahap ini adalah salah satu bagian paling teknis dari lompat jauh. Jumper harus sadar untuk menempatkan kaki datar di tanah, karena baik melompat dari tumit atau jari-jari kaki mempengaruhi negatif melompat. Lepas landas dari tumit-papan pertama memiliki efek pengereman, yang menurunkan kecepatan dan strain sendi. Melompat turun dari jari-jari kaki berkurang stabilitas, menempatkan risiko kaki di tekuk atau runtuh dari bawah pelompat. Sementara penempatan berkonsentrasi pada kaki, sang atlet juga harus bekerja untuk mempertahankan posisi tubuh yang tepat, menjaga badan tegak dan bergerak ke depan dan pinggul hingga mencapai jarak maksimum dari papan kontak ke rilis kaki.
Melayang
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap tepelihara hingga mendarat.
Ada 3 macam gaya melayang di udara pada saat melakukan lompat jauh yaitu :
Pesaing berlari menuruni landasan pacu (biasanya dilapisi dengan permukaan karet yang sama seperti lintasan lari, crumb rubber juga divulkanisir karet) dan melompat sejauh yang mereka dapat dari belakang garis busuk (sering disebut sebagai “papan”, dan biasanya ditentukan oleh tepi trailing papan lepas landas tertanam flush dengan permukaan landasan pacu, atau tanda dicat di landasan) ke dalam lubang tanah yang penuh dengan kerikil halus atau pasir. Jarak yang ditempuh oleh seorang pelompat sering disebut sebagai “tanda” karena itu adalah jarak ke tempat menandai yang dibuat di pasir dari garis busuk. Jika pesaing mulai lompatan dengan setiap bagian dari kaki melewati garis busuk, melompat dinyatakan ilegal dan tidak ada jarak dicatat. Pada tingkat elite, lapisan plastik ditempatkan segera setelah dewan untuk mendeteksi kejadian ini. Jika tidak, seorang pejabat (mirip dengan wasit) akan menonton melompat dan membuat penetapan. Pesaing dapat melakukan lompatan dari setiap titik di belakang garis busuk, namun jarak akan selalu diukur dari garis busuk. Oleh karena itu, demi kepentingan terbaik dari pesaing untuk mendapatkan yang dekat dengan garis busuk mungkin.
Biasanya, setiap pesaing memiliki seperangkat upaya sejumlah (biasanya tiga) untuk membuat terpanjang nya melompat, dan hanya terpanjang melompat hukum terhadap hasil penghitungan. Kompetisi tingkat tinggi dibagi menjadi dua putaran: cobaan dan final. Dalam kompetisi yang berisi babak final, hanya sejumlah pesaing pilih diundang untuk kembali untuk melanjutkan kompetisi. Jumlah pesaing yang dipilih untuk kembali ke babak final ditentukan sebelum awal bertemu oleh sebuah komite yang terdiri dari pelatih dan pejabat. Ini adalah praktik standar untuk mengizinkan satu lagi pesaing dari jumlah posisi angka untuk kembali ke babak final. Sebagai contoh, jika suatu memungkinkan memenuhi puncak delapan pesaing untuk mencetak poin, maka atas sembilan pesaing akan dipilih untuk bersaing di babak final. Mengambil pesaing tambahan ke babak final yang akan membantu untuk mengizinkan atlet untuk pindah ke posisi skor jika pesaing dapat memperbaiki nya tanda terbaik kompetisi. Putaran final dipandang sebagai tambahan tiga melompat, karena mereka tidak punya prioritas kepada mereka yang dicetak dalam sidang putaran. Pesaing dengan melompat hukum terpanjang (baik dari pengadilan atau putaran final) pada akhir kompetisi ini dinyatakan sebagai pemenang.
Ada empat komponen utama lompat jauh: Lari Awalan, Tumpuan atau tolakkan, Sikap di Udara dan Mendarat. Kecepatan di run-up, atau pendekatan, dan yang tinggi melompat dari papan adalah dasar-dasar keberhasilan. Karena kecepatan adalah faktor yang penting dari pendekatan, tidaklah mengherankan bahwa banyak juga jumper lama bersaing dengan sukses di sprint. Sebuah contoh klasik dari lompat jauh ini / sprint penggandaan adalah pertunjukan oleh Carl Lewis.
Lompat jauh dicatat untuk dua dari paling lama berdiri rekor dunia dalam setiap lintasan dan lapangan acara. Pada 1935, Jesse Owens menetapkan rekor dunia lompat jauh yang tidak rusak hingga tahun 1960 oleh Ralph Boston. Kemudian, Bob Beamon melompat 8,90 meter (29 kaki, 2-1/2 inci) di Olimpiade tahun 1968 pada ketinggian 7.349 kaki, tidak melompat melebihi sampai tahun 1991. Pada 30 Agustus tahun itu, Mike Powell dari Amerika Serikat, dalam sebuah acara terkenal menurunkan kepada Carl Lewis, melompat 8,95 m (29,4 kaki) di Kejuaraan Dunia di Tokyo, menetapkan laki-laki saat ini rekor dunia. Beberapa melompat lebih dari 8,95 m (29,4 kaki) telah resmi tercatat (8,99 m/29.5 kaki oleh Mike Powell sendiri, 8,96 ft m/29.4 oleh Ivan Pedroso), tapi tidak disahkan karena ada juga tidak dapat diandalkan pengukuran kecepatan angin yang tersedia, atau karena melebihi kecepatan angin 2,0 m / s. Lewis sendiri melompat 8.91m tepat sebelum Powell memecahkan rekor melompat dengan angin melebihi maksimum yang diizinkan; melompat ini tetap terpanjang pernah untuk memenangkan Kejuaraan Dunia Olimpiade atau emas. Saat ini rekor dunia untuk perempuan dipegang oleh Galina Chistyakova dari bekas Uni Soviet yang melompat 7,53 m (24,7 ft) di Leningrad pada tahun 1988.
Sejarah
Halteres digunakan dalam permainan atletik di Yunani kuno.
Lompat jauh adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli pancalomba Olimpiade di Yunani Kuno. Long Jump adalah satu-satunya dikenal melompat peristiwa dalam Olimpiade Kuno tersebut. Semua peristiwa yang terjadi di Olimpiade pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk perang. Lompat jauh muncul mungkin karena mencerminkan persimpangan rintangan seperti sungai dan jurang. [2] Setelah menyelidiki penggambaran yang selamat dari peristiwa itu kuno percaya bahwa tidak seperti hari acara modern, atlet hanya diperbolehkan berlari pendek awal. [ 2] Para atlet membawa beban di masing-masing tangan, yang disebut halteres (antara 1 dan 4,5 kg). Beban ini itu mengayunkan maju sebagai atlet melompat untuk meningkatkan momentum. Hal ini umumnya percaya bahwa baju hangat akan melemparkan berat di belakangnya di udara untuk meningkatkan momentum ke depan, namun diadakan di seluruh halteres durasi melompat. Berayun mereka dan kembali pada akhir melompat atlet akan mengubah pusat gravitasi dan biarkan atlet untuk meregangkan kaki ke luar, meningkatkan jarak. Melompat itu sendiri dibuat dari bater ( “apa yang menginjak pada”). Kemungkinan besar papan sederhana ditempatkan di stadion lagu yang telah dihapus setelah kejadian (Miller, 66). Para penerjun akan mendarat dalam apa yang disebut skamma ( “menggali-up” area) (Miller, 66). Gagasan bahwa ini adalah sebuah lubang yang penuh pasir adalah salah. Pasir di lubang melompat adalah penemuan modern (Miller, 66). Yang skamma hanyalah daerah sementara untuk menggali kesempatan itu dan bukan sesuatu yang tetap dari waktu ke waktu. Lompat jauh dianggap salah satu yang paling sulit dalam acara yang digelar di Olimpiade sejak banyak keahlian diperlukan. Musik ini sering dimainkan selama Philostratus melompat dan mengatakan bahwa kadang-kadang pipa akan menyertai melompat sehingga dapat memberikan ritme untuk gerakan kompleks dari halteres oleh atlet. [2] Philostratos dikutip mengatakan, “Peraturannya menganggap melompat sebagai yang paling sulit kompetisi, dan mereka membiarkan jumper untuk diberikan keuntungan dalam irama dengan menggunakan seruling, dan berat dengan menggunakan tali. ” (Miller, 67). Paling menonjol dalam olahraga kuno adalah seorang pria bernama Chionis, yang dalam mengadakan Olimpiade 656BC melompat dari 7,05 meter (23 kaki dan 1,7 inci). [3]
Ada beberapa argumen oleh para sarjana modern di lompat jauh. Beberapa telah berusaha untuk menciptakan kembali sebagai triple jump. Gambar menyediakan satu-satunya bukti untuk tindakan sehingga lebih baik diterima bahwa itu sama seperti hari ini lompat jauh. Alasan utama beberapa ingin menyebutnya triple melompat adalah adanya sumber yang mengklaim sana sekali adalah lima puluh lima kaki melompat kuno yang dilakukan oleh seorang pria bernama Phayllos (Miller, 68).
Lompat jauh telah menjadi bagian dari kompetisi Olimpiade modern sejak lahirnya Olimpiade pada tahun 1896. Pada 1914, Dr Harry Eaton Stewart merekomendasikan “luas berlari melompat” sebagai standar acara trek dan lapangan bagi perempuan. [4] Namun, hal itu tidak sampai 1928 bahwa perempuan diperbolehkan untuk bersaing dalam event di tingkat Olimpiade (Lihat Atletik – trek dan lapangan).
Pendekatan/Awalan
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk secara bertahap dengan mempercepat kecepatan maksimum lepas landas dikontrol. Faktor yang paling penting untuk jarak yang ditempuh oleh sebuah objek adalah kecepatan pada lepas landas – baik kecepatan dan sudut. Elite jumper biasanya meninggalkan tanah pada sudut dua puluh derajat atau kurang; Oleh karena itu, lebih bermanfaat bagi seorang pelompat untuk berfokus pada komponen kecepatan melompat. Semakin besar kecepatan lepas landas, semakin lama lintasan pusat massa akan. Pentingnya suatu kecepatan lepas landas merupakan faktor dalam keberhasilan pelari dalam acara ini.
Panjang pendekatan jarak biasanya konsisten untuk seorang atlet. Pendekatan dapat bervariasi antara 12 dan 19 langkah di tingkat pemula dan menengah, sementara di tingkat elite mereka lebih dekat dengan antara 20 dan 22 langkah. Jarak yang tepat dan jumlah langkah-langkah dalam pendekatan tergantung pada pengalaman jumper, teknik berlari cepat, dan tingkat pengkondisian. Konsistensi dalam pendekatan sangat penting karena merupakan pesaing tujuan untuk selalu dekat ke bagian depan papan takeoff mungkin tanpa menyeberangi garis dengan setiap bagian dari kaki.
Pendekatan yang tidak konsisten adalah masalah umum dalam acara ini. Akibatnya pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para atlet sekitar 6-8 kali per melompat sesi (lihat Pelatihan di bawah).
Dua yang terakhir langkah
Tujuan dari dua langkah terakhir adalah untuk mempersiapkan tubuh untuk lepas landas sambil melestarikan kecepatan sebanyak mungkin.
Kedua dari belakang (kedua dari terakhir) langkahnya lebih panjang daripada langkah terakhir. Pesaing mulai nya rendah pusat gravitasi untuk mempersiapkan tubuh untuk dorongan vertikal. Langkah terakhir lebih pendek karena tubuh mulai menaikkan pusat gravitasi dalam persiapan untuk tinggal landas.
Dua langkah yang terakhir sangat penting karena menentukan kecepatan dengan pesaing yang akan memasuki melompat – semakin besar kecepatan, semakin baik melompat.
Lepas landas/Tumpuan/Tolakkan
Tujuan dari lepas landas adalah untuk menciptakan dorongan vertikal melalui atlet pusat gravitasi tetap menjaga keseimbangan dan kontrol.
Tahap ini adalah salah satu bagian paling teknis dari lompat jauh. Jumper harus sadar untuk menempatkan kaki datar di tanah, karena baik melompat dari tumit atau jari-jari kaki mempengaruhi negatif melompat. Lepas landas dari tumit-papan pertama memiliki efek pengereman, yang menurunkan kecepatan dan strain sendi. Melompat turun dari jari-jari kaki berkurang stabilitas, menempatkan risiko kaki di tekuk atau runtuh dari bawah pelompat. Sementara penempatan berkonsentrasi pada kaki, sang atlet juga harus bekerja untuk mempertahankan posisi tubuh yang tepat, menjaga badan tegak dan bergerak ke depan dan pinggul hingga mencapai jarak maksimum dari papan kontak ke rilis kaki.
Melayang
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap tepelihara hingga mendarat.
Ada 3 macam gaya melayang di udara pada saat melakukan lompat jauh yaitu :
- Gaya Jongkok
- Gaya Menggantung
- Gaya Berjalan Diudara
Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri.
Pelatihan
Lompat jauh biasanya memerlukan pelatihan dalam berbagai bidang. Daerah-daerah ini termasuk, namun tidak terbatas pada, yang tercantum di bawah ini.
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri.
Pelatihan
Lompat jauh biasanya memerlukan pelatihan dalam berbagai bidang. Daerah-daerah ini termasuk, namun tidak terbatas pada, yang tercantum di bawah ini.
- Jumping
Long Pelompat cenderung melompat
berlatih 1-2 kali seminggu. Pendekatan, atau lari-through, kadang-kadang
diulang sampai 6-8 kali per sesi.
- Over-lari jarak jauh
Over-latihan lari jarak jauh
membantu atlet lompat jarak yang lebih jauh daripada tujuan ditetapkan. Sebagai
contoh, memiliki pelari 100m praktek dengan menjalankan 200m berulang di trek.
Ini secara khusus terkonsentrasi di musim ketika atlet bekerja pada ketahanan
bangunan. Khusus over-latihan lari jarak jauh yang dilakukan 1-2 kali seminggu.
Ini bagus untuk membangun ketahanan sprint, yang dibutuhkan dalam kompetisi di
mana atlet yang berlari di landasan 3-6 kali.
Berat pelatihan
Selama pelatihan pra-musim dan di
awal musim kompetisi latihan beban cenderung untuk memainkan peran utama. Ini
adalah kebiasaan lama kereta pelompat untuk berat hingga 4 kali seminggu,
dengan fokus terutama pada gerakan cepat yang melibatkan kaki dan bagasi.
Beberapa atlet Olimpiade tampil lift dalam pelatihan. Atlet menggunakan
pengulangan dan menekankan rendah kecepatan untuk memaksimalkan kekuatan dan
meminimalkan kenaikan berat badan menambahkan bingkai mereka.
Plyometrics
Plyometrics, termasuk berlari naik turun tangga dan rintangan melompat-lompat, dapat dimasukkan ke dalam latihan, umumnya dua kali seminggu. Hal ini memungkinkan seorang atlet untuk bekerja pada kelincahan dan meledak-ledak.
Plyometrics, termasuk berlari naik turun tangga dan rintangan melompat-lompat, dapat dimasukkan ke dalam latihan, umumnya dua kali seminggu. Hal ini memungkinkan seorang atlet untuk bekerja pada kelincahan dan meledak-ledak.
melompat-lompat
Melompat-lompat adalah setiap jenis berkesinambungan melompat atau melompat. Latihan berlari biasanya membutuhkan satu kaki melompat-lompat, double-kaki berlari, atau beberapa variasi dari keduanya. Fokus latihan berlari biasanya untuk menghabiskan lebih sedikit waktu di tanah mungkin dan bekerja pada akurasi teknis, kemudahan, dan melompat ketahanan dan kekuatan. Secara teknis, melompat-lompat adalah bagian dari plyometrics, sebagai bentuk latihan berjalan seperti lutut dan pantat tinggi tendangan.
Melompat-lompat adalah setiap jenis berkesinambungan melompat atau melompat. Latihan berlari biasanya membutuhkan satu kaki melompat-lompat, double-kaki berlari, atau beberapa variasi dari keduanya. Fokus latihan berlari biasanya untuk menghabiskan lebih sedikit waktu di tanah mungkin dan bekerja pada akurasi teknis, kemudahan, dan melompat ketahanan dan kekuatan. Secara teknis, melompat-lompat adalah bagian dari plyometrics, sebagai bentuk latihan berjalan seperti lutut dan pantat tinggi tendangan.
Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah alat yang sering dilupakan jumper lama. Fleksibilitas yang efektif mencegah cedera, yang dapat berdampak tinggi penting bagi peristiwa-peristiwa seperti lompat jauh. Hal ini juga membantu para atlet lari di landasan.
Fleksibilitas adalah alat yang sering dilupakan jumper lama. Fleksibilitas yang efektif mencegah cedera, yang dapat berdampak tinggi penting bagi peristiwa-peristiwa seperti lompat jauh. Hal ini juga membantu para atlet lari di landasan.
Alat yang umum di banyak latihan
lompat jauh adalah penggunaan rekaman video. Ini memungkinkan para atlet untuk
kembali dan melihat kemajuan mereka sendiri serta membiarkan atlet
membandingkan rekaman mereka sendiri dengan beberapa kelas dunia jumper.
Pelatihan gaya, durasi, dan intensitas sangat bervariasi dari atlet untuk atlet dan didasarkan pada pengalaman dan kekuatan atlet serta gaya pembinaan mereka.
Pelatihan gaya, durasi, dan intensitas sangat bervariasi dari atlet untuk atlet dan didasarkan pada pengalaman dan kekuatan atlet serta gaya pembinaan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar